Sunday, December 4, 2011

KUNJUNGAN SEKJEN PBB KE INDONESIA

Sesuai dengan komitmen Sekjen PBB yaitu Global Strategy for Women’s and Children’s Heatlh bertujuan untuk memperoleh gambaran pelayanan kesehatan bagi ibu dan anak khususnya di Indonesia, maka disela kunjungannya dalam rangka menghadiri ASEAN summit di Bali beberapa waktu lalu. Sekjen PBB dijadwalkan mengunjungi fasilitas-fasilitas kesehatan di Provinsi Kalimantan Selatan dan Bali pada tanggal 17 - 18 November 2011.


Pada kunjungan awal di Kota Palangkaraya Provinsi Kalimantan Tengah, dengan didampingi oleh DIRJEN GKIA, Direktur BUK Dasar dan Direktur PPBB. Rombongan direncanakan mengunjungi 2 Puskesmas dan RS Doris Sylvanus. Dari hasil peninjauan dan diskusi dengan Pemda dan Dinkes Provinsi Kalteng, maka diputuskan kunjungan di Puskesmas Menteng. Puskesmas Menteng adalah Puskesmas non perawatan yang memberikan pelayanan kesehatan secara komperhensif. Dan telah mendapatkan penghargaan berupa Piala Citra Pelayanan Prima pada tahun 2010.

Kepala Puskesmas Menteng membawa Sekjen PBB meninjau ruang pelayanan, salah satunya ruang Laboratorium. Beliau menjelaskan tentang pemeriksaan malaria dengan RDT (Rapid Diagnostic Test) dan mikroskop, Hb dan golongan darah Ibu Hamil. Pada ruang Imunisasi juga di display Kelambu, dijelaskan bahwa pemberian kelambu diintegrasikan dengan program Imunisasi ada ANC.

Thursday, November 24, 2011

BELAJAR DARI ROMAWI KUNO


Halo, perkenalkan nama saya Plasmodium  sp. Sejak ribuan tahun  lalu saya adalah “frequent  flyers” dari maskapai penerbangan Anopheles Airlines dan saya tidak pernah berganti-ganti pesawat karena maskapai penerbangan ini benar-benar efektif dan terpercaya, paling tidak oleh saya dan kelompok genus saya. Pada masa jaya dulu, tiga perempat bagian bumi bisa saya kuasai bersama Anopheles Airlines. Sekarang terus terang dengan persaingan yang kian ketat, saya semakin terdesak. Bahkan saya khawatir kalau tahun 2030 nanti saya benar-benar tereliminasi dari negaramu.

Saya lihat hari ini kamu mengadakan pertemuan “monev” di Bandung. Dari seluruh Provinsi datang, dan kalian begitu tekun. Tadi sampai hampir jam 18 kamu masih membahas saya. Keseriusan kamu membuat saya was was. Andaikan  kamu bergerak dari dulu secara konsisten, mungkin saya sudah tidak ada disini karena sudah tereliminasi. Tapi jangan cepat-cepat tertawa. Tidak semudah itu mengalahkan aku.

Wednesday, November 23, 2011

PERTEMUAN SOSIALISASI MONEV ELIMINASI MALARIA NASIONAL, 2011

Pertemuan ini dilaksanakan di Hotel Golden Flower, Bandung, tanggal 22 sd 25 November 2011, dengan tujuan: Melakukan update sosialisasi kebijakan malaria dan informasi baru mengenai malaria, identifikasi permasalahan malaria dan membangun serta memperkuat jejaring eliminasi. Pertemuan dihadiri peserta dari pusat dan seluruh provinsi di Indonesia, subresipien GF, lintas program dan lintas sektor, dengan narasumber dari pusat, lintas program, lintas sektor dan daerah. Metode yang digunakan adalah paparan, tanya jawab dan diskusi kelompok.

Pertemuan dibuka oleh Direktur P2ML, dr. HM Subuh, MPPM mewakili Direktur Jenderal P2PL. Tiga hal penting yang ditekankan pada pembukaan adalah: Pengendalian Malaria merupakan sasaran MDGs tahun 2015, Indonesia merencanakan eliminasi malaria akan dicapai pada tahun 2030 dan ketergantungan pada bantuan asing. Mengenai hal terakhir ini dr. HM Subuh MPPM menyampaikan agar daerah mulai menyiapkan suatu “exit strategy”. Suatu saat bantuan luar negeri bisa berakhir. Saat ini proporsi bantuan luar negeri dari Global Fund adalah sebesar 56%.

Materi pertama setelah pembukaan adalah paparan DR Hadiat, MA, Direktur Kesehatan dan Gizi Masyarakat kementerian PPN/Bappenas. Dalam paparan mengenai penyusunan RAD dalam akselerasi pencapaian MDGs 2015 disimpulkan bahwa kita masih menghadapi disparitas dalam berbagai aspek, mobilisasi sumberdaya harus ditingkatkan, kapasitas daerah harus diperkuat, perlu sinergi yang lebih kuat antar kementerian sinergi pusat – daerah, serta monitoring - evaluasi yang fokus dan konstruktif. Lima hal tersebut tentu menjadi bekal bermanfaat bagi pengelola program baik pusat maupun daerah dalam melangkah lebih lanjut.

Dalam paparan mengenai kebijakan eliminasi malaria di Indonesia yang disampaikan oleh Kasubdit Pengendalian Malaria, Direktorat P2B2, dr. Siti Nadia, dapat disimpulkan antara lain sebagai berikut:
Saat ini API Nasional sudah bisa ditekan sampai angka 1,66. Vivax cenderung lebih banyak dari falciparum, dan keduanya mempunyai masalahnya sendiri-sendiri. Falciparum mematikan sedang vivax karena sering relaps akan melemahkan. Oleh sebab itu kebijakan eliminasi malaria harus dilaksanakan dan tidak bisa ditawar.