Geografis Indonesia
Indonesia terbentang antara 6o garis Lintang Utara sampai 11 o garis Lintang Selatan, dan dari 97 o sampai 141 o garis Bujur Timur serta terletak antara dua benua yaitu benua Asia dan Australia. Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di Asia Tenggara, jumlah pulau di Indonesia 17.504 pulau (data Bakosurtanal). Fakta ini membuat Indonesia memiliki keragaman budaya dan adat istiadat dengan karakteristik yang berbeda satu sama lain. Keragaman dalam berbagai aspek tersebut juga terkait dengan perilaku yang berhubungan dengan kesehatan. Secara administratif wilayah Indonesia pada tahun 2009 terbagi atas 33 provinsi, 497 kabupaten/kota. Jumlah penduduk Indonesia sebesar 237.556.363 orang. Luas wilayah Indonesia 1.910.931,32 km2. Tingkat kepadatan penduduk pada tahun 2009 sebesar 121 jiwa per km2. dengan luas daratan 1.922.570 km2 dan luas perairan 3.257.483 km2.
Berdasarkan letak geografisnya, kepulauan Indonesia berada di antara Benua Asia dan Benua Australia, serta di antara Samudera Hindia dan Samudera Pasifik. Dengan demikian, wilayah Indonesia berada pada posisi silang, yang mempunyai arti penting dalam kaitannya dengan iklim dan perekonomian.
Morbiditas dan Mortalitas
Pola 10 penyakit terbanyak pada pasien rawat jalan di rumah sakit tahun 2009 menurut Daftar Tabulasi Dasar (DTD) menunjukkan bahwa kasus terbanyak merupakan penyakit infeksi saluran napas bagian atas akut lainnya dengan jumlah total kasus 48879. Berdasarkan CFR, penyakit yang memiliki CFR paling tinggi diantara 10 penyakit terbanyak pada pasien rawat inap di RS adalah Pneumonia sebesar 6,63%. Sedangkan penyakit dengan CFR terendah adalah Infeksi Saluran Napas Bagian Atas Akut Lainnya sebesar 0,45%.
Angka Kematian Bayi (AKB)
Menurut hasil SDKI terjadi penurunan AKB sejak tahun 1991. Pada tahun 1991diestimasikan AKB sebesar 68 per 1.000 kelahiran hidup. Sedangkan hasil SDKI 2007 mengestimasikan AKB sebesar 34 per 1.000 kelahiran hidup. Hasil SDKI tahun 2007 juga mengestimasikan AKB pada tingkat provinsi. Provinsi dengan AKB terendah adalah DI Yogyakarta sebesar 19 per 1.000 kelahiran hidup, diikuti Aceh sebesar 25 per 1.000 kelahiran hidup, dan Kalimantan Timur serta Jawa Tengah sebesar 26 per 1.000 kelahiran hidup. Sedangkan AKB tertinggi terdapat di Provinsi Sulawesi Barat sebesar 74 per 1.000 kelahiran hidup, diikuti oleh Nusa Tenggara Barat sebesar 72 per 1.000 kelahiran hidup dan Sulawesi Tengah sebesar 60 per 1.000 kelahiran hidup.
Angka Kematian Balita (AKABA)
AKABA merepresentasikan peluang terjadinya kematian pada fase antara kelahiran dan sebelum umur 5 tahun. Millennium Development Goals (MDGs) menetapkan nilai normatif AKABA, yaitu sangat tinggi dengan nilai > 140, tinggi dengan nilai 71-140, sedang dengan nilai 20-70 dan rendah dengan nilai < 20. SDKI tahun 2007 mengestimasikan nilai AKABA sebesar 44 per 1.000 kelahiran hidup. Angka ini merupakan estimasi untuk periode sebelum surveu (2003-2007). Berdasarkan estimasi terhadap nilai AKABA pada tingkat provinsi, diketahui bahwa provinsi dengan nilai AKABA terendah terdapat di Provinsi DI Yogyakarta sebesar 22 per 1.000 kelahiran hidup, diikuti Jawa Tengah sebesar 34 per 1.000 kelahiran hidup dan Kalimantan Tengah sebesar 34 per 1.000 kelahiran hidup. Sedangkan provinsi dengan AKABA tertinggi adalah Sulawesi Barat sebesar 96 per 1.000 kelahiran hidup, diikuti oleh Maluku sebesar 93 per 1.000 kelahiran hidup dan Nusa Tenggara Barat sebesar 92 per 1.000 kelahiran hidup.
Angka Kematian Ibu (AKI)
Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia Tahun 2007 menyebutkan bahwa AKI untuk periode 5 tahun sebelum survei (2003-2007) sebesar 228 per 100.000 kelahiran hidup. Angka ini lebih rendah dibandingkan AKI hasil SDKI tahun 2002-2003 yang mencapai 307 per 100.000 kelahiran hidup
Angka Kematian Kasar (AKK)
Angka Kematian Kasar (AKK) berdasar hasil SUPAS 2005, menyebutkan bahwa AKK tahun 2007 sebesar 6,9 per 1.000 penduduk.
Angka Kematian Kasar
Estimasi Angka Kematian Kasar (AKK) berdasar hasil SUPAS 2005, menyebutkan bahwa AKK tahun 2007 sebesar 6,9 per 1.000 penduduk.
Angka Kematian di Rumah Sakit
10 penyebab kematian terbanyak pada penderita rawat inap di rumah sakit pada tahun 2008. Sumber: Ditjen Bina Yanmedik, Kemkes RI , 2009
1. Penyakit Sistem Sirkulasi Darah
2. Penyakit Infeksi dan Parasit Tertentu
3. Kondisi Tertentu yang Bermula pada Masa Perinatal
4. Penyakit Sistem Napas
5. Penyakit Sistem Cerna
6. Cedera, keracunan, dan Akibat Sebab Luar Tertentu Lainnya
7. Penyakit Endokrin, Nutrisi dan Metabolik
8. Penyakit Sistem Kemih kelamin
9. Neoplasma
10. Gejala, Tanda & Penemuan Laboratorium, Klinik Abnormal, YTK
Penyakit sistem sirkulasi darah merupakan penyakit yang menempati urutan teratas sebagai penyakit utama penyebab kematian di rumah sakit pada tahun 2008. Penyakit sistem sirkulasi darah pada tahun 2008 menyebabkan kematian sebanyak 23.163 orang dengan Case Fatality Rate (CFR) sebesar 11,06%.
Situasi Malaria di Indonesia
Di Indonesia daerah endemis malaria dibagi menjadi :
· Endemis Tinggi adalah API > 5 per 1.000 penduduk yaitu di Propinsi Maluku, Maluku Utara, Papua, Papua Barat, dan NTT.
· Endemis Sedang adalah API berkisar antara 1 – < 5 per 1.000 penduduk
· Endemis Rendah adalah API 0 - 1 per 1.000 penduduk
· Non Endemis adalah daerah yang tidak terdapat penularan malaria (Daerah pembebasan malaria) atau API = 0
Dari data yang ada di Subdit Malaria diperoleh gambaran peta endemisitas malaria sebagai
berikut:
Berdasarkan peta endemisitas tersebut diatas diperoleh gambaran tentang situasi
endemisitas malaria di kabupaten/kota di Indonesia pada tahun 2009 dan 2010 seperti pada
tabel dibawah ini:
Tabel Tingkat Endemisitas Malaria Kabupaten/Kota di Indonesia
Pata Tahun 2009 dan 2010
| ||||
Tingkat Endemisitas Kab/Kota
|
2009
|
%
|
2010
|
%
|
Rendah
|
256
|
58.18
|
326
|
65.86
|
Sedang
|
78
|
17.73
|
85
|
17.17
|
Tinggi
|
106
|
24.09
|
84
|
16.97
|
Jumlah Kabupaten
|
440
|
100.00
|
495
|
100.00
|
Dari gambaran peta dan tabel endemisitas malaria di Kabupaten/Kota terlihat penurunan jumlah daerah endemisitas tinggi dimana pada tahun 2009 daerah kabupaten/kota yang termasuk daerah endemisitas tinggi sebanyak 24,9% dan pada tahun 2010 sebanyak 16,97%
Berdasarkan The World Malaria Report tahun 2010 jumlah penderita Malaria diperkirakan 81 juta lebih, dengan kematian 117.704 orang. Tahun 2009 dilaporkan bahwa setengah dari penduduk dunia berisiko Malaria. Komitmen global dalam WHA (World Health Assembly) tahun 2007 adalah menurunkan kasus sebanyak 75% pada pada tahun 2015.Sekitar 80 % dari Kabupaten / Kota di Indonesia termasuk kategori endemis dan lebih dari 45 % penduduknya berdomisili di desa endemis.Secara nasional kasus malaria selama tahun 2005 – 2010 cenderung menurun yaitu pada tahun 2005 sebesar 4,10 per 1000 menjadi 1,96 per 1000 penduduk pada tahun 2010. Pada tahun 2008 terdapat sekitar 266 ribu kasus malaria positif, tahun 2009 menjadi 199 ribu kasus dan tahun 2010 sebanyak 229.819 kasus.
Angka Kesakitan Malaria
Situasi Angka Kesakitan malaria selama tahun 2000 – 2010 cenderung menurun danpemeriksaan sediaan darah meningkat dimana Tahun 2000 angka penemuan penderita positif per 1000 penduduk (API) sebesar 3,62 ‰ dan Tahun 2010 API menjadi 1,96 ‰sedangkan sediaan darah yang diperiksa pada tahun 2000 sebesar 59% dan pada tahun 2010 meningkat menjadi 63 % dan secara rinci dapat dilihat pada grafik berikut.
Grafik angka penemuan penderita dan prosentase jumlah sediaan darah yang diperiksa
Pada tahun 2000 – 2010
Dari angka kesakitan malaria pada tahun 2010 sebanyak 1,96 ‰ penyebarannya di Indonesia dapat dilihat pada grafik dibawah ini:
Tabel Disribusi Angka Kesakitan Malaria Tahun 2010 Per Propinsi di Indonesia
Program Pengendalian Malaria
· Diagnosis Malaria harus dikonfirmasi secara mikroskopis atau dengan Uji Reaksi Cepat (Rapid Diagnostic Test /RDT)
· Pengobatan menggunakan Artemisinin Combination Therapy (ACT)
· Pelatihan petugas kesehatan
· Penemuan aktif penderita.
· Penatalaksanaan kasus dan pengobatan.
· Pengendalian vektor.
· Pos Malaria Desa (Posmaldes).
· Penyediaan sarana (mikroskop, RDT) bahan laboratorium dan obat-obatan (ACT).
Kegiatan Program Pengendalian Malaria
a. Visi : Masyarakat yang mandiri dalam hidup sehat
b. Misi Program : Untuk membuat rakyat sehat, bebas dari penyakit malaria.
c. Tujuan umum program adalah eliminasi yang dilakukan secara bertahap yaitu :
- Eliminasi DKI pada tahun 2010, Bali dan Batam dalam proses untuk Eliminasi
- Eliminasi Jawa, NAD, Kepri pada tahun 2015;
- Eliminasi Sumatera, NTB, Kalimantan, Sulawesi pada tahun 2020; dan
- Eliminasi Papua, Papua Barat, Maluku, Maluku Utara, NTT pada tahun 2030.
d. Tujuan khusus program adalah
- Pada tahun 2011 menurunkan API menjadi 1,75 per 1.000 penduduk berisiko.
- Pada tahun 2020 seluruh wilayah Indonesia sudah melaksanakan intensifikasi dan integrasi dalam pengendalian malaria.
- Pada tahun 2030 seluruh wilayah Indonesia sudah mencapai Eliminasi Malaria.
Posmaldes
Adalah wadah pemberdayaan masyrakat dalam pengendalian malaria yang dibentuk dari, oleh dan untuk masyarakat secara mandiri dan berkelanjutan. Sampai tahun 2011 telah terbentuk 1.100 Posmaldes. Tujuan Pembentukan Posmaldes : menurunkan angka kesakitan dan kematian malaria dengan meningkatkan jangkauan penemuan dan pengobatan kasus melalui peran serta aktif masyarakat.
Malaria Center :
Sebagai lembaga koordinatif dalam penanggulangan penyakit malaria dengan penanggungjawab adalah Kepala Daerah baik Gubernur pada level propinsi dan Bupati/Walikota pada level Kabupaten/Kota. Saat ini Malaria Center sudah terbentuk di Propinsi Maluku Utara (Propinsi maluku Utara, Kabupaten Tikep, Kabupaten Halmahera Selatan, Kabupaten Halmahera Barat, Halmahera Tengah,Kota Ternate, kabupaten halmahera Timur dan Kabupaten Sula Kepulauan) dan Propinsi Sumatera Utara (Kabupaten Mandailing Natal)
Hambatan dalam proses pengendalian malaria di Indonesia
· Aksesibilitas dan pemerataan pelayanan di daerah terpencil dan kepulauan.
· Terbatasnya kualitas SDM yg terampil khususnya mikroskopist malaria
· Faktor lingkungan dan perubahan iklim yang mempengaruhi perkembang biakan nyamuk
1. Angka Kesakitan Malaria
Situasi Angka Kesakitan malaria selama tahun 2000 – 2010 cenderung menurun dan pemeriksaan sediaan darah meningkat dimana Tahun 2000 angka penemuan penderita positif per 1000 penduduk (API) sebesar 3,62 ‰ dan Tahun 2010 API menjadi 1,96 ‰ sedangkan sediaan darah yang diperiksa pada tahun 2000 sebesar 59% dan pada tahun 2010 meningkat menjadi 63 % dan secara rinci dapat dilihat pada grafik berikut:
Grafik angka penemuan penderita dan prosentase jumlah sediaan darah yang diperiksa
Pada tahun 2000 – 2010
Dari angka kesakitan malaria pada tahun 2010 sebanyak 1,96 ‰ penyebarannya di Indonesia dapat dilihat pada grafik dibawah ini:
Tabel Disribusi Angka Kesakitan Malaria Tahun 2010 Per Propinsi di Indonesia
2. Persentase Penderita Malaria yang Diobati
Penderita malaria yang diobati merupakan persentase penderita malaria yang diobati sesuai pengobatan standar dalam kurun waktu 1 tahun dibandingkan dengan tersangka malaria dan atau positif malaria yang datang ke sarana pelayanan kesehatan.
Situasi Penderita malaria yang diobati adalah sebesar 100%, yaitu setiap penderita tersangka malaria dilakukan pemeriksaan sediaan darah dan apabila hasilnya positif maka diobati .
3. Pencapaian Pemeriksaan Sediaan Darah (Konfirmasi Laboratorium)
Berdasarkan cakupan konfirmasi laboratorium belum semua penderita klinis malaria dilakukan pemeriksaan sediaan darahnya. Dari tahun 2000-2010 pemeriksaan sediaan darah terhadap jumlah malaria klinis terus meningkat secara signifikan yaitu pada tahun 2004 sebesar 48% sedangkan pada tahun 2010 meningkat menjadi 63% (seperti pada gambar di bawah ini).
Grafik Malaria Klinis, Positif dan Prosentase Sediaan Darah Diperiksa
4. Peningkatan Kasus & KLB Malaria
Dalam tahun 2010 masih terjadi peningkatan kasus maupun KLB malaria di 6 Kabupaten /Kota dengan jumlah penderita 1294 dan jumlah kematian sebanyak 48 orang ( CFR= 3,7%). Upaya penanggulangan baik dengan pengobatan massal, mass blood survey (MBS), penyemprotan rumah, penyelidikan vektor penyakit dan tindakan lain misalnya pengeringan tempat perindukan telah dilakukan dengan baik.
Gambar peta sebaran kasus pada KLB Malaria di Indonesia tahun 2010
Gambar stratifikasi endemisitas malaria di Indonesia, 2009
API nasional pada tahun 2009 adalah 1,85 per 1.000 penduduk dengan kisaran provinsi 0,02- 27,66 per 1.000 penduduk. Angka ini jauh menurun dibandingkan API tahun 1990 yaitu 4.68 per 1.000 penduduk. Dihubungkan dengan target pencapaian MDGs, angka API 2009 sudah memenuhi target. Kasus malaria klinis tahun 2009 di Indonesia dilaporkan sebanyak 1.143.024 kasus. Sebesar 75,5% dari kasus tersebut diperiksa sediaan darahnya, dan dihasilkan 23,1% sediaan darah yang positif. Relatif tingginya cakupan pemeriksaan sediaan darah di 36 laboratorium tersebut merupakan pelaksanaan kebijakan nasional pengendalian malaria dalam mencapai eliminasi malaria, yaitu semua kasus malaria klinis harus dikonfirmasi laboratorium.
Gambaran Annual Parasite Incidence Malaria (Per seribu)
Di Jawa Bali, 2004-2009
Sumber: Ditjen PP&PL, Kemenkes RI, 2010
Indikator untuk upaya penemuan penderita di wilayah Jawa-Bali menggunakan Annual Parasite Incidence (API) atau Angka Parasit Malaria per 1.000 penduduk. Pada tahun 2009 API Jawa-Bali sebesar 0,17 per 1.000 penduduk. Angka ini telah mencapai target yang ditentukan, yaitu di bawah 0,25 per 1.000 penduduk. Pada gambar di atas nampak bahwa dari tahun 2004-2009, API senantiasa memenuhi target.
GAMBAR 3.10 - ANNUAL MALARIA INCIDENCE (‰)
DI LUAR JAWA BALI TAHUN 2004 – 2009
Sumber: Ditjen PP-PL, Kemenkes RI, 2010
Cool for the article, very interesting for readers Don't forget to see ours too. Thank you :
ReplyDeleteLUDOQQ
LINK LOGIN
DAFTAR LUDOQQ
LOGIN LUDOQQ
MASUK LUDOQQ
Ada Obat Herbal Alami yang aman & efektif. Untuk Total Cure Call 2349010754824, atau kirim email ke drrealakhigbe@gmail.com Untuk Janji dengan (Dr.) AKHIGBE hubungi dia. Pengobatan dengan Obat Herbal Alami. Untuk: Demam Berdarah, Malaria. Menstruasi yang Nyeri atau Tidak Teratur. HIV / Aids. Penderita diabetes. Infeksi vagina. Keputihan Vagina. Gatal Dari Bagian Pribadi. Infeksi payudara. Debit dari Payudara. Nyeri & Gatal pada Payudara. Nyeri perut bagian bawah. Tidak Ada Periode atau Periode Tiba-tiba Berhenti. Masalah Seksual Wanita. Penyakit Kronis Tekanan Darah Tinggi. Rasa sakit saat berhubungan seks di dalam Pelvis. Nyeri saat buang air kecil. Penyakit Radang Panggul, (PID). Menetes Sperma dari Vagina Serta Untuk jumlah sperma rendah. Penyakit Parkinson. Lupus. Kanker. TBC Jumlah sperma nol. Bakteri Diare.Herpatitis A&B, Rabies. Asma. Ejakulasi cepat. Batu empedu, Ejakulasi Dini. Herpes. Nyeri sendi. Pukulan. Ereksi yang lemah. Erysipelas, Tiroid, Debit dari Penis. HPV. Hepatitis A dan B. STD. Staphylococcus Gonorrhea Sifilis. Penyakit jantung. Pile-Hemorrhoid. Rematik, tiroid, Autisme, pembesaran Penis, Pinggang & Nyeri Punggung. Infertilitas Pria dan Infertilitas Wanita. Dll. Ambil Tindakan Sekarang. hubungi dia & Pesan untuk Pengobatan Herbal Alami Anda: 2349010754824 dan email dia drrealakhigbe@gmail.com Catatan Untuk Janji dengan (Dr.) AKHIGBE. Saya menderita kanker selama setahun dan tiga bulan meninggal karena kesakitan dan penuh patah hati. Suatu hari saya mencari melalui internet dan saya menemukan kesaksian penyembuhan herpes oleh dokter Akhigbe. Jadi saya menghubungi dia untuk mencoba keberuntungan saya, kami berbicara dan dia mengirim saya obat melalui jasa kurir dan dengan instruksi tentang bagaimana meminumnya. Untuk kejutan terbesar saya minum obat herbal dalam waktu tiga minggu saya mendapat perubahan dan saya sembuh total . Saya tidak benar-benar tahu bagaimana itu terjadi tetapi ada kekuatan dalam pengobatan herbal Dr Akhigbe. Dia adalah dokter jamu yang baik.
ReplyDelete